TUGAS BAHASA INDONESIA 2
Hal : Lamaran Pekerjaan
Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Gilland Ganesha
Jl. Raya Kebon Durian No. 11
Jakarta Timur
Dengan hormat,
Sesuai dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT. Gilland Ganesha, seperti yang termuat di harian Kompas tanggal 9 Maret 2010. Saya mengajukan diri untuk bergabung ke dalam Tim Marketing di PT. Gilland Ganesha.
Data singkat saya, seperti berikut ini.
Nama : ADELINA
Tempat&tgl lahir : Jakarta ,06 maret 1985
Pendidikan terakhir :sarjana manajemen Universitas Indonesia
Alamat :Perumahan Kemang Blok B.7 Jakarta
Telepon :08996786544
Saya memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik, dan dapat berbahasa Inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan. Latar belakang pendidikan saya sangat memuaskan serta memiliki kemampuan manajemen dan marketing yang baik. Saya telah terbiasa bekerja dengan menggunakan komputer. Terutama mengoperasikan aplikasi paket MS Office, seperti Excel, Word, Acces, PowerPoint, OutLook, juga internet, maupun surat-menyurat dalam Bahasa Inggris.
Saat ini saya bekerja sebagai staff Marketing di PT. Hilmy Finance. Saya senang untuk belajar, dan dapat bekerja secara mandiri maupun dalam tim dengan baik.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1. Daftar Riwayat Hidup.
2. Foto copy ijazah S-1 dan transkrip nilai.
3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
4. Pas foto terbaru.
Saya berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang potensi diri saya.
Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
Hormat saya,
Contoh bila salah satu premisnya negative,simpulan pasti negatif
Semua burung pun ular
Semua burung bias terbang
Jadi tidak seekor ular bias terbang
Semua manusia butuh makan
Semua mahasiswa makan
Jadi tidak ada manusia yang tidak butuh makan
Contoh dua premis yang positif,akan dihasilkan simpulan yang positif
semua manusia itu butuh minum
Linda butuh minum
Jadi manusia minum
Semua polisi memakai seragam
Sedangkan polisi wanita juga
polisi wanita juga memakai seragam
Contoh dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan
Sebagian siswa rajin membaca
Sebagian anak sekolah adalah orang rajin
Sebagian anak dapat nilai bagus
Sebagian siswa sekolah mendapat nilai bagus
Contoh Bila salah satu premisnya khusus , simpulan akan bersifat khusus
Semua tanaman butuh makanan
Manusia juga butuh makan
Jadi manusia membutuhkan lauk pauk
Contoh dar premismayor khusus dan premis minor yang negative tidak dapat ditarik satu simpulan
Beberapa manusia adalah makluk sosial
Tidak seorang pun adalah mahluk sosial
Jumat, 12 Maret 2010
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence)
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Metode dalam menalar Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktiMetode induktif Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran : Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat
a. Generalisasi
Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai
b. Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh:
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
c. Hubungan Kausal
Hubungan Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Contoh:
Hujan turun dan jalan-jalan becek.
a. Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan(konklusi) secara langsung ditarik darik dari satu premis.Sebaliknya, komklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.
misalnya:
Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua iakn berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
b. Menarik Simpulan secara Tidak Lasung
Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data.Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut.
• Silogisme Kategorial
Contoh:
Semua manusia bijaksana.
Semua polisi adalah manusia.
Jadi, semua polisi bijaksana
• Silogisme Hipotesis
Contoh:
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan.
Jadi, besi memuai
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak dipanaskan.
Jadi, besi tidak akan memuai.
• Silogisme Alternatif
Contoh:
Dia adalah seorang kiai atau professor.
Dia eorang kiai.
Jadi, dia bukan seorang professor
• Entimen
Contoh:
Semua sarjana adalah orang cerdas.
Ali adalah seorang sarjana.
Jadi, Ali adalah orang cerdas.
Silogisme merupakan suatu proses penarikan kesimpulan yang didasarkan atas pernyataan-pernyataan (proposisi-> yang kemudian disebut premis) sebagai antesedens (pengetahuan yang sudah dipahami) hingga akhirnya membentuk suatu kesimpulan (keputusan baru) sebagai konklusi atau konsekuensi logis.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperhatikan konsep-konsep berikut ini.
1. Pernyataan pertama dalam silogisme disebut premis mayor, sedangkan pernyatan kedua disebut premis minor.
2. Dalam silogisme hanya terdapat tiga term(batasan), yaitu term I=>predikat dalam premis mayor (B), term II=> predikat dalam premis minor (C), dan term III/antara, yaitu term yang menghubungkan antara premis mayor dan premis minor (A)
3. Dalam sebuah silogisme hanya ada tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
4. Bila kedua premis negatis tidak dapat ditarik kesimpulan
5. Bila salah satu premisnya negatif, tidak dapat ditarik kesimpulan yang sahih.
6. Bila salah satu premis partikular, kesimpulan tidak sahih.
7. Kedua premis tidak boleh partikular
8. Rumus:
PM (premis mayor) : A = B
Pm (premis minor) : C = A
Kesimpulan : C = B
Macam-Macam Silogisme
Silogisme dapat dibedakan menjadi tiga: 1) silogisme kategorial; 2) silogisme hipotetis; dan 3) silogisme alternatif. Namun, bisa juga dibedakan menjadi dua yang lain: 1) silogisme kategorial; dan 2) silogisme tersusun.
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehar-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, tabloid, radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu.
Dalam hal seperti ini kita perlu mnenentukan: 1) kesimpulan apa yang disampaikan; 2) mencari dasar-dasar atau alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya; dan 3) menyusun ulang silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan hukum silogisme.
Berdasarkan hal tersebut tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja kebenaran/opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang kita terima.
2. Silogisme Tersusun
Dalam praktik kehidupan sehari-hari bentuk dilogisme di atas (kategorial) sering tidak diikuti sebagaimana mestinya, melainkan diambil jalanh pintas demi lancar dan ceparnya komunikasi antarpihak. Berikut ini bentuk-bentuk yang dimaksud, yang sebenarnya merupakan perluasan atau penyingkatan silogisme kategorial. Silogisme ini dapat dibedakan dalam tiga golongan: 1) epikherema; 2) entimem; dan 3) sorites
2.1 Epikherema
Epikherema merupakan jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya. Perhatikan contoh berikut:
Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya. Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia.
Semua orang nasionalis adalah pejuang sebab mereka senantiasa bekerja tanpa kehnedak serta tidak mengkhalalkan segala cara. Di dalamnya, setiap kegiatan dan keterlibatan mereka yakini bahwa Tuhan juga terlibat. Itulah sebabnya mereka menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan , keadilan, kebersamaan, dan keberbedaan. Bung Tomo adalah seorang nasionalis. Maka, ia seorang pejuang sejati.
Dari kedua contoh di atas terlihat bahwa ada bagian (premis) tertentu yang diperluas dengan menambahkan keterangan, alasan, bukti, dan penjelasan sebagai pelengkap premis mayor. Pola silogiistisnya tetap. Hanya saja jumlah keterangan atau atribut yang memperkuat tak terbatas, asalkan memperkuat, mempertegas, dan memperjelas premisnya.
Semua siswa yang rajin belajar dengan teratur, tekun, terencana, dan mempeunyai sistem manajemen yang baik tentu akan berhasil dalam hidupnya di masa depan. Dalanm klasifikasi seperti ini, mereka senantiasa mempersiapkan diri demi memahami dan mengerti ilmu yang dipelajarainya, tidak mesti harus menunggu belajar karena ada ulangan. Belajar, bagi mereka, bukan sebatas tahu dan hafal, bukan untuk memperoleh angka yang dicapai dalam ulangan. Mereka belajar secara rutin sebagai bentuk tanggung jawabnya menjawab tantangan masa depan dengan jalan memiliki jadwal pribadi yang tersusun tanpa paksaan dari siapa pun. Mereka belajar sampai tahap menganalisis urgensitas bidang studi, baik untuk hidup sekarang maupun yang akan datrang.
Bagi mereka tiada hari tanpa belajar, tiada hari tanpa prestasi, dan dijadikannya sebagai p[egangan hidup. Ardi adalah siswa yang selalu belajar dengan tekun, teraur, rapi, dan terencana. Maka, tentulah masa depan hidupnya pasti baik.
2.2 Entimem
Entimem merupakan bentuk singkat silogisme dengan jalan mengubah format yang disederhanakan, tanpa menampilkan premis mayor. Bentuk silogisme ini bisa dimunculkan dalam dua cara: 1) C=B karena C=A, dan 2) Karena C=A, berarti C=B. Bentuk penalaran ini bisa dikembangkan dalam fomrat yang lebih detil bagian per bagian yang akan memperbannyak gagasan dan konsep. Hubungan logis memegang peran utama dalam penalaran tipe ini. Pada umumnya entimem dimulai dari kesimpulan; hanya saja ada alternatif mengemukakan sebab untuk sampai kepada kesimpulan.
Contoh:
1. Rimey memang siswa yang amat baik masa depannya sebab ia bersekolah di SMA Bina Kerangka.
2. Orang itu pasti jagoan. Bukankah ia berasal dari Hollywood.
3. temaku sebangku itu amat pintar. Ia memang dilahirkan dalam shio macan.
Bila kita cermati, ketiga contoh tersebut dapat dilacak rangkaian silogismenya. Setelah mengembalikan rangkaian silogismenya, kita lihat validitas-validitas premis, terutama premis mayor sebagao dasar bernalar, serta akurasi premis minornya, untuk menarik kesimpulan.
2.3 Sorites
Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaran yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah pembiahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat prenis peretama menjadi subjek premis kedua, predikat premios kedua menjadi subjek pada presmis ketiga, predikat premis keduita menjadi subjek poada premis keempat, dan seterusnya, hingg aklhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subjek premis pertama dan predikat premis terakhir
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Metode dalam menalar Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktiMetode induktif Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran : Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat
a. Generalisasi
Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai
b. Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh:
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
c. Hubungan Kausal
Hubungan Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Contoh:
Hujan turun dan jalan-jalan becek.
a. Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan(konklusi) secara langsung ditarik darik dari satu premis.Sebaliknya, komklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.
misalnya:
Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua iakn berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
b. Menarik Simpulan secara Tidak Lasung
Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data.Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut.
• Silogisme Kategorial
Contoh:
Semua manusia bijaksana.
Semua polisi adalah manusia.
Jadi, semua polisi bijaksana
• Silogisme Hipotesis
Contoh:
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan.
Jadi, besi memuai
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak dipanaskan.
Jadi, besi tidak akan memuai.
• Silogisme Alternatif
Contoh:
Dia adalah seorang kiai atau professor.
Dia eorang kiai.
Jadi, dia bukan seorang professor
• Entimen
Contoh:
Semua sarjana adalah orang cerdas.
Ali adalah seorang sarjana.
Jadi, Ali adalah orang cerdas.
Silogisme merupakan suatu proses penarikan kesimpulan yang didasarkan atas pernyataan-pernyataan (proposisi-> yang kemudian disebut premis) sebagai antesedens (pengetahuan yang sudah dipahami) hingga akhirnya membentuk suatu kesimpulan (keputusan baru) sebagai konklusi atau konsekuensi logis.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperhatikan konsep-konsep berikut ini.
1. Pernyataan pertama dalam silogisme disebut premis mayor, sedangkan pernyatan kedua disebut premis minor.
2. Dalam silogisme hanya terdapat tiga term(batasan), yaitu term I=>predikat dalam premis mayor (B), term II=> predikat dalam premis minor (C), dan term III/antara, yaitu term yang menghubungkan antara premis mayor dan premis minor (A)
3. Dalam sebuah silogisme hanya ada tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
4. Bila kedua premis negatis tidak dapat ditarik kesimpulan
5. Bila salah satu premisnya negatif, tidak dapat ditarik kesimpulan yang sahih.
6. Bila salah satu premis partikular, kesimpulan tidak sahih.
7. Kedua premis tidak boleh partikular
8. Rumus:
PM (premis mayor) : A = B
Pm (premis minor) : C = A
Kesimpulan : C = B
Macam-Macam Silogisme
Silogisme dapat dibedakan menjadi tiga: 1) silogisme kategorial; 2) silogisme hipotetis; dan 3) silogisme alternatif. Namun, bisa juga dibedakan menjadi dua yang lain: 1) silogisme kategorial; dan 2) silogisme tersusun.
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehar-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, tabloid, radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu.
Dalam hal seperti ini kita perlu mnenentukan: 1) kesimpulan apa yang disampaikan; 2) mencari dasar-dasar atau alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya; dan 3) menyusun ulang silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan hukum silogisme.
Berdasarkan hal tersebut tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja kebenaran/opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang kita terima.
2. Silogisme Tersusun
Dalam praktik kehidupan sehari-hari bentuk dilogisme di atas (kategorial) sering tidak diikuti sebagaimana mestinya, melainkan diambil jalanh pintas demi lancar dan ceparnya komunikasi antarpihak. Berikut ini bentuk-bentuk yang dimaksud, yang sebenarnya merupakan perluasan atau penyingkatan silogisme kategorial. Silogisme ini dapat dibedakan dalam tiga golongan: 1) epikherema; 2) entimem; dan 3) sorites
2.1 Epikherema
Epikherema merupakan jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya. Perhatikan contoh berikut:
Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya. Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia.
Semua orang nasionalis adalah pejuang sebab mereka senantiasa bekerja tanpa kehnedak serta tidak mengkhalalkan segala cara. Di dalamnya, setiap kegiatan dan keterlibatan mereka yakini bahwa Tuhan juga terlibat. Itulah sebabnya mereka menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan , keadilan, kebersamaan, dan keberbedaan. Bung Tomo adalah seorang nasionalis. Maka, ia seorang pejuang sejati.
Dari kedua contoh di atas terlihat bahwa ada bagian (premis) tertentu yang diperluas dengan menambahkan keterangan, alasan, bukti, dan penjelasan sebagai pelengkap premis mayor. Pola silogiistisnya tetap. Hanya saja jumlah keterangan atau atribut yang memperkuat tak terbatas, asalkan memperkuat, mempertegas, dan memperjelas premisnya.
Semua siswa yang rajin belajar dengan teratur, tekun, terencana, dan mempeunyai sistem manajemen yang baik tentu akan berhasil dalam hidupnya di masa depan. Dalanm klasifikasi seperti ini, mereka senantiasa mempersiapkan diri demi memahami dan mengerti ilmu yang dipelajarainya, tidak mesti harus menunggu belajar karena ada ulangan. Belajar, bagi mereka, bukan sebatas tahu dan hafal, bukan untuk memperoleh angka yang dicapai dalam ulangan. Mereka belajar secara rutin sebagai bentuk tanggung jawabnya menjawab tantangan masa depan dengan jalan memiliki jadwal pribadi yang tersusun tanpa paksaan dari siapa pun. Mereka belajar sampai tahap menganalisis urgensitas bidang studi, baik untuk hidup sekarang maupun yang akan datrang.
Bagi mereka tiada hari tanpa belajar, tiada hari tanpa prestasi, dan dijadikannya sebagai p[egangan hidup. Ardi adalah siswa yang selalu belajar dengan tekun, teraur, rapi, dan terencana. Maka, tentulah masa depan hidupnya pasti baik.
2.2 Entimem
Entimem merupakan bentuk singkat silogisme dengan jalan mengubah format yang disederhanakan, tanpa menampilkan premis mayor. Bentuk silogisme ini bisa dimunculkan dalam dua cara: 1) C=B karena C=A, dan 2) Karena C=A, berarti C=B. Bentuk penalaran ini bisa dikembangkan dalam fomrat yang lebih detil bagian per bagian yang akan memperbannyak gagasan dan konsep. Hubungan logis memegang peran utama dalam penalaran tipe ini. Pada umumnya entimem dimulai dari kesimpulan; hanya saja ada alternatif mengemukakan sebab untuk sampai kepada kesimpulan.
Contoh:
1. Rimey memang siswa yang amat baik masa depannya sebab ia bersekolah di SMA Bina Kerangka.
2. Orang itu pasti jagoan. Bukankah ia berasal dari Hollywood.
3. temaku sebangku itu amat pintar. Ia memang dilahirkan dalam shio macan.
Bila kita cermati, ketiga contoh tersebut dapat dilacak rangkaian silogismenya. Setelah mengembalikan rangkaian silogismenya, kita lihat validitas-validitas premis, terutama premis mayor sebagao dasar bernalar, serta akurasi premis minornya, untuk menarik kesimpulan.
2.3 Sorites
Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaran yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah pembiahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat prenis peretama menjadi subjek premis kedua, predikat premios kedua menjadi subjek pada presmis ketiga, predikat premis keduita menjadi subjek poada premis keempat, dan seterusnya, hingg aklhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subjek premis pertama dan predikat premis terakhir
Jumat, 05 Maret 2010
Vickers Jepang
Vickers Jepang
Setelah selesai mengeledah pakaianku, ia menumpahkan perhatiannya kepada arloji tanganku. Karena melihat badanku yang tidak seberapa itu, ia tak perduli tanganku kuangkat atau tidak. Ia menggenggam tangan kiriku untuk mencopot arlojiku.; sayangnya bannya agak sukar membukanya dengan satu tangan. Karena itu tangn kanannya ikut maju. Pistolnya sekali waktu membalik, dan terlihat olehku popornya tidak ada patroonhaudernya. Kosong melompong seperti teng bensin bocor.
Serta merta mulutku sudah mengoceh lantang dengan ironi yang tidak tersembunyi, “Wah, nodong kok pakai vickers Jepang kosong!”
Ia terkejut, sampai arlojiku yang sudah lepas jatuh je tanah. Sebentar kemudian ia memandangku dengan tak bergerak dan berkata. Kemudian ia mundur selangkah.
“Apa?Kosong?Mau rasa apa?”Aksennya Jawa Tengah.
“Mau diisi satu-satu dari atas apa?Angel dong ngokangnya!”jawabku, juga pake aksen Jawa Tengah. Dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri karena sikapnya yang ragu-ragu aku membungkuk dan memungut arlojiku. Ia membiarkan saja.
“Kok tahu ini vickers Jepang!” tanyanya. Dan aku seperti sudah kenal suara itu.
“Saya pernah pakai, kok!”
“Di mana?”
“Front MKS!”
“Lho!Front MKS!”
“Tahun 1947”
“Tahun 1947?”
“Agustus”
“Agustus?”
“Pernah ke Puring,apa?tanyaku.
“Puring? Gombong-Karanganyar?” pistolnya sudah turun sama sekali. Dan tiba-tiba aku tahu siap dia.
“Seksi Bima, regu dua!Siapa yang pernah menangis di belakang pohon kelapa takut ambil stelling di muka waktu ada serbuan?”
“Mas Nug!”
“Ya, saya ini”
Ia terpaku di aspal tak bergerak. Kaget campur rasa malu rupa-rupanya.
“Lha kamu kok jadi bandit ini ‘gimana dik?”tanyaku.
“Ini mas!”dompetku dikembalikannya kepadaku. Aku masukkan kembali ke tempatnya dan kemudian arloji aku pakai. Ia diam saja tak menjawab apa-apa. Memandang gelisah kepadaku, memperhatikan aku menutup jas hujan kembali. Kemudian sepeda aku dekatkan kepadanya.
“Tidak bawa sepeda dik?”
Ia menggelengkan kepala.
“Saya bonceng kalau begitu”,kataku dengan lagak komandan.
Kami duduk berhadap-hadapan dalam salah satu warung di Medan Senen. Palguna waktu clash I kurus dan masih hijau. Ia anggota reguku. Waktu clash II kami berpisahan. Baru sekali ini bertemu kembali. Apa yang terjadi sangat mengejutkan , karena Palguna adalah Raden Mas Ngabai Palguna, putra kedua seorang pensiunan bupati.
Dalam Cerita Pendek ada beberapa hal yang membentuk cerita yang disebut sebagai kerangka. Dalam cerpen ini kerangka yang ada adalah..
Penjelasan:
1. Pengantar Cerita
Pengantar adalah berupa gambaran yang dapat beruapa lukisan alam, tempat atau situasi yang dapat menuntun pikiran dan perasaan pembaca mengikuti cerita, dalam cerpen ini latarnya adalah di sebuah pasar tepatnya di sebuah warung makan.
2. Tema
Adalah dasar cerita yang menjadi persoalan uta cerita nantinya, dalam cerpen ini temanya adalah bagaimana seorang putra bangsawan menjadi seorang perompak atau preman.
3. Plot
Plot adalah sebuah rangkaian kejadian dan perbuatan atau hal-hal yang dialami oleh para pelaku sehingga menjalin sebuah cerita. Dalam cerpen ini terkisahkan bagaimana dua pelaku yang bersahabat setelah lama berpisah bertemu kembali.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yaitu pemilihan kata dan penempatannya atau bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam memaparkan cerita. Dalam cerpen ini penulis menggunakan gaya bahasa Asosiasi.
Setelah selesai mengeledah pakaianku, ia menumpahkan perhatiannya kepada arloji tanganku. Karena melihat badanku yang tidak seberapa itu, ia tak perduli tanganku kuangkat atau tidak. Ia menggenggam tangan kiriku untuk mencopot arlojiku.; sayangnya bannya agak sukar membukanya dengan satu tangan. Karena itu tangn kanannya ikut maju. Pistolnya sekali waktu membalik, dan terlihat olehku popornya tidak ada patroonhaudernya. Kosong melompong seperti teng bensin bocor.
Serta merta mulutku sudah mengoceh lantang dengan ironi yang tidak tersembunyi, “Wah, nodong kok pakai vickers Jepang kosong!”
Ia terkejut, sampai arlojiku yang sudah lepas jatuh je tanah. Sebentar kemudian ia memandangku dengan tak bergerak dan berkata. Kemudian ia mundur selangkah.
“Apa?Kosong?Mau rasa apa?”Aksennya Jawa Tengah.
“Mau diisi satu-satu dari atas apa?Angel dong ngokangnya!”jawabku, juga pake aksen Jawa Tengah. Dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri karena sikapnya yang ragu-ragu aku membungkuk dan memungut arlojiku. Ia membiarkan saja.
“Kok tahu ini vickers Jepang!” tanyanya. Dan aku seperti sudah kenal suara itu.
“Saya pernah pakai, kok!”
“Di mana?”
“Front MKS!”
“Lho!Front MKS!”
“Tahun 1947”
“Tahun 1947?”
“Agustus”
“Agustus?”
“Pernah ke Puring,apa?tanyaku.
“Puring? Gombong-Karanganyar?” pistolnya sudah turun sama sekali. Dan tiba-tiba aku tahu siap dia.
“Seksi Bima, regu dua!Siapa yang pernah menangis di belakang pohon kelapa takut ambil stelling di muka waktu ada serbuan?”
“Mas Nug!”
“Ya, saya ini”
Ia terpaku di aspal tak bergerak. Kaget campur rasa malu rupa-rupanya.
“Lha kamu kok jadi bandit ini ‘gimana dik?”tanyaku.
“Ini mas!”dompetku dikembalikannya kepadaku. Aku masukkan kembali ke tempatnya dan kemudian arloji aku pakai. Ia diam saja tak menjawab apa-apa. Memandang gelisah kepadaku, memperhatikan aku menutup jas hujan kembali. Kemudian sepeda aku dekatkan kepadanya.
“Tidak bawa sepeda dik?”
Ia menggelengkan kepala.
“Saya bonceng kalau begitu”,kataku dengan lagak komandan.
Kami duduk berhadap-hadapan dalam salah satu warung di Medan Senen. Palguna waktu clash I kurus dan masih hijau. Ia anggota reguku. Waktu clash II kami berpisahan. Baru sekali ini bertemu kembali. Apa yang terjadi sangat mengejutkan , karena Palguna adalah Raden Mas Ngabai Palguna, putra kedua seorang pensiunan bupati.
Dalam Cerita Pendek ada beberapa hal yang membentuk cerita yang disebut sebagai kerangka. Dalam cerpen ini kerangka yang ada adalah..
Penjelasan:
1. Pengantar Cerita
Pengantar adalah berupa gambaran yang dapat beruapa lukisan alam, tempat atau situasi yang dapat menuntun pikiran dan perasaan pembaca mengikuti cerita, dalam cerpen ini latarnya adalah di sebuah pasar tepatnya di sebuah warung makan.
2. Tema
Adalah dasar cerita yang menjadi persoalan uta cerita nantinya, dalam cerpen ini temanya adalah bagaimana seorang putra bangsawan menjadi seorang perompak atau preman.
3. Plot
Plot adalah sebuah rangkaian kejadian dan perbuatan atau hal-hal yang dialami oleh para pelaku sehingga menjalin sebuah cerita. Dalam cerpen ini terkisahkan bagaimana dua pelaku yang bersahabat setelah lama berpisah bertemu kembali.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yaitu pemilihan kata dan penempatannya atau bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam memaparkan cerita. Dalam cerpen ini penulis menggunakan gaya bahasa Asosiasi.
Langganan:
Postingan (Atom)